Gentle Parenting: Pengertian, Tips dan Kelebihannya
Apa itu gentle parenting? Pola asuh tanpa hukuman ini dianggap efektif, loh. Yuk, simak pengertian, tips melakukan, kelebihan dan alternatifnya di sini!
—
Ketika anak Anda melakukan kesalahan, apakah Anda memberinya hukuman? Atau, jika anak Anda berhasil melakukan sesuatu, apakah Anda memberinya hadiah? Yap, model pengasuhan anak seperti ini memang telah populer sejak dahulu. Cara pengasuhan dan mendidik anak dengan penghargaan atau hukuman dianggap mampu mendisiplinkan anak sejak dini.
Namun, berdasarkan buku Punished by Rewards and Unconditional Parenting, hukuman dan penghargaan dianggap hanya bisa mengontrol anak untuk memenuhi kebutuhan orang tua dan hanya efektif untuk hasil membimbing jangka pendek. Lalu, menurut Dr. Alfie Kohn, penulis dari buku tersebut, hukuman dan penghargaan dapat menghilangkan kreativitas anak. Selain itu, anak juga kehilangan kesempatan untuk mengatur diri sendiri.
(Sumber: Sehatq.com)
Nah, saat ini sudah banyak juga orang tua yang tidak lagi menggunakan penghargaan atau hukuman dalam mendidik anak. Para orang tua, mulai mengganti pola asuh tersebut dengan pola asuhan gentle parenting.
Apa Itu Gentle Parenting?
Pola asuh gentle parenting adalah metode pengasuhan anak dengan mengedepankan prinsip-prinsip respek, empati, beserta pengertian untuk membesarkan anak-anak yang lebih percaya diri dan bahagia. Tujuan dari pola asuh ini adalah membentuk anak yang mudah berempati, berperilaku tenang, serta pandai mengontrol diri.
Dengan metode gentle parenting, Anda bisa mengajarkan anak untuk melakukan hal-hal baik menggunakan pendekatan positif serta kesabaran, dan bukan berpatok pada pujian, penghargaan atau rasa takut. Jadi, anak tidak lagi takut bisa dihukum atau berharap mendapatkan penghargaan karena melakukan sesuatu.
(Sumber: Klikdokter.com)
Tips Menerapkan Gentle Parenting
Berikut ada tips dalam menerapkan pola asuh gentle parenting, yaitu:
1. Orang tua memberi anak pilihan, bukan perintah. Contohnya “Kamu mau belajar mengaji setelah sholat magrib atau setelah sholat isya?”.
2. Orang tua melakukan pendekatan dengan cara yang menyenangkan.
3. Orang tua memulainya dengan membangun koneksi serta percaya kalau semua perilaku anak dimulai dari bagaimana anak berhubungan dengan orang tuanya.
4. Orang tua mendeskripsikan perilaku, bukan si anak. Jadi mereka tidak mencap anak bodoh atau nakal. Mereka lebih memilih menjelaskan tindakan mereka sesuai dengan apa yang mereka rasakan saat itu. Contohnya, ‘Ibu sangat kesal saat membereskan remah-remah roti di kasur”.
5. Orang tua membiarkan perasaan mengambil alih. Daripada mengatakan “berhenti” atau “ssssst” kepada anak, orang tua secara aktif mendengarkan serta menanggapi keluhan atau tangisan anak.
6. Orang tua mempercayai anak-anaknya.
7. Orang tua diharapkan bersikap tenang. Ketika situasi memanas, orang tua menarik nafas dalam-dalam dan menenangkan diri.
8. Orang tua memperlakukan anak sebagai mitra dalam keluarga. Artinya, anak-anak turut membantu membuat keputusan dan dilibatkan dalam tugas-tugas rumah tangga.
9. Orang tua meminta maaf saat melakukan kesalahan.
Baca Juga: Minimalist Parenting, Teknik Pola Asuh yang Bisa Dicoba
Kelebihan Gentle Parenting
Menerapkan pola asuh gentle parenting memiliki beberapa kelebihan. Berikut penjelasannya.
1. Membangun Hubungan yang Kuat dengan Anak
Gentle parenting menciptakan hubungan yang erat antara orang tua dan anak dengan mengutamakan komunikasi yang hangat dan penuh pengertian. Anak merasa lebih nyaman berbicara dan berbagi perasaan tanpa takut dihukum, sehingga hubungan keluarga menjadi lebih harmonis dan saling percaya.
2. Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak
Dengan pendekatan yang penuh empati, anak belajar mengenali dan mengelola emosinya dengan lebih baik. Mereka juga lebih mudah memahami perasaan orang lain, sehingga tumbuh menjadi pribadi yang lebih sabar dan penuh empati.
3. Membantu Anak Mengatur Perilaku dengan Baik
Alih-alih hukuman, gentle parenting membantu anak memahami konsekuensi alami dari tindakannya. Dengan cara ini, anak belajar disiplin secara internal dan memahami alasan di balik aturan, bukan hanya mengikuti karena takut dihukum.
4. Mengurangi Stres dan Ketegangan dalam Keluarga
Tanpa ancaman atau hukuman fisik, suasana rumah menjadi lebih tenang dan nyaman. Anak merasa dihargai, sementara orang tua dapat mendidik dengan lebih sabar, sehingga tercipta hubungan yang lebih harmonis dalam keluarga.
5. Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak
Ketika anak mendapatkan dukungan emosional yang cukup, mereka tumbuh dengan perasaan dihargai dan dicintai. Hal ini meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam menghadapi berbagai situasi serta membangun kemandirian dalam mengambil keputusan.
6. Mendorong Perkembangan Kognitif yang Baik
Interaksi yang penuh kasih sayang membantu perkembangan otak anak, sehingga mereka lebih mudah belajar dan berkembang secara optimal. Anak yang merasa aman dan tidak tertekan juga lebih mudah berkonsentrasi dan berpikir kreatif.
7. Membantu Anak Menjadi Pribadi yang Baik di Masa Depan
Anak yang dibesarkan dengan gentle parenting cenderung tumbuh menjadi individu yang sabar, bertanggung jawab, dan memiliki hubungan sosial yang sehat. Mereka lebih mudah beradaptasi dan membangun hubungan yang positif dengan orang lain di masa depan.
Baca Juga: Apa itu Metode Stoic Parenting? Yuk, Kenali Manfaatnya
Kekurangan Gentle Parenting
Meskipun gentle parenting memiliki banyak kelebihan, pendekatan ini juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa kekurangan gentle parenting:
1. Memerlukan Kesabaran dan Konsistensi yang Tinggi
Gentle parenting mengutamakan komunikasi dan pendekatan yang lembut, sehingga orang tua harus memiliki kesabaran ekstra dalam menghadapi perilaku anak. Pendekatan ini juga membutuhkan konsistensi dalam membimbing anak, yang bisa menjadi tantangan bagi orang tua yang sibuk atau mudah merasa lelah.
2. Tidak Selalu Efektif untuk Semua Anak
Setiap anak memiliki karakter yang berbeda, dan tidak semua anak merespons dengan baik pendekatan lembut. Beberapa anak mungkin membutuhkan struktur dan batasan yang lebih tegas agar dapat memahami aturan dan disiplin dengan lebih baik.
3. Dapat Membutuhkan Waktu Lebih Lama untuk Mendisiplinkan Anak
Karena gentle parenting tidak menggunakan hukuman langsung, anak mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami konsekuensi dari tindakannya. Proses ini bisa terasa lambat bagi orang tua yang menginginkan perubahan perilaku anak secara cepat.
4. Orang Tua Bisa Terjebak dalam Sikap Terlalu Memahami
Dalam upaya untuk selalu berempati, beberapa orang tua mungkin menjadi terlalu permisif atau ragu untuk menetapkan batasan yang jelas. Hal ini bisa menyebabkan anak menjadi kurang disiplin atau merasa bahwa semua keinginannya harus dipenuhi.
5. Tantangan dalam Lingkungan Sosial yang Berbeda
Tidak semua lingkungan, seperti sekolah atau keluarga besar, memahami dan menerapkan gentle parenting. Anak mungkin mengalami kebingungan ketika menghadapi aturan atau pendekatan yang lebih ketat di luar rumah, sehingga mereka harus belajar beradaptasi dengan berbagai gaya pengasuhan.
6. Membutuhkan Pemahaman yang Mendalam dari Orang Tua
Agar berhasil, gentle parenting memerlukan orang tua yang benar-benar memahami prinsipnya dan mampu menerapkannya dengan baik. Tanpa pemahaman yang cukup, orang tua bisa merasa frustrasi atau malah menerapkan pendekatan yang tidak seimbang antara kelembutan dan ketegasan.
Alternatif Gentle Parenting
Lalu, selain menerapkan pola asuh gentle parenting, metode penghargaan dan hukuman bisa juga Anda ganti dengan dua cara berikut ini:
1. Melakukan Tindakan Pencegahan
(Sumber: Edukasi.kompas.com)
Tindakan pencegahan dipercaya bisa mengurangi stres yang mungkin muncul dalam keluarga. Contohnya, jika Anda tidak ingin anak bermain gadget terlalu lama, maka Anda bisa memberikan contoh dengan mengurangi penggunaan gadget, terutama saat mengasuh anak. Tindakan pencegahan bisa menghemat waktu dan energi Anda.
2. Memotivasi Anak Secara Intrinsik, bukan Ekstrinsik
Metode pengasuhan berupa penghargaan dan hukuman membuat anak melakukan hal baik karena faktor ekstrinsik, yakni faktor eksternal yang memotivasi. Anak melakukannya bukan karena faktor intrinsik, yaitu hal yang memotivasi dari dalam diri.
Anda pasti cenderung melakukan sesuatu dengan benar jika Anda bahagia, begitupun dengan anak-anak. Ketika anak-anak memiliki kontrol terhadap diri mereka sendiri, seperti memilih buku yang akan dibaca, anak-anak bisa bahagia dan bersikap dengan baik tanpa perlu mendapatkan penghargaan atau hukuman.
—
Jadi, itulah tips pola asuh anak tanpa penghargaan dan hukuman. Nah, buat Anda yang memiliki anak di usia PAUD hingga SD, Anda tentu juga ingin anak disiplin dalam belajar bukan? Kini altaschool dapat menjadi solusi bagi Anda yang ingin membantu anak belajar dengan mudah dan nyaman.
Alta School menyediakan berbagai fasilitas belajar yang menarik, seperti Home-Based Project, Live Teaching, Learning Kit, Pendidikan Karakter, serta masih banyak lagi. Belajar di Alta School dapat membantu anak Anda mengembangkan bakat dan kreativitasnya sejak dini loh.
Sumber:
Tisa, C. (2022), ‘Apakah Memberi Hukuman dan Penghargaan Masih Efektif untuk Mendidik Anak?”, Ruangguru.com, 05 Februari 2022 [daring] Available at: https://www.ruangguru.com/blog/apakah-hukuman-dan-penghargaan-masih-efektif-untuk-mendidik-anak
Dewi, D. S. (2020), ‘Tips Ajarkan Empati pada Anak Melalui Pola Asuh Gentle Parenting’, Tirto.id, 11 Februari 2020 [daring] Available at: https://tirto.id/tips-ajarkan-empati-pada-anak-melalui-pola-asuh-gentle-parenting-eyhE
Rosalina, D. (2020), ‘Mengenal Gentle Parenting, Pola Asuh yang Utamakan Rasa Empati pada Anak’, Kumparan.com, 26 Oktober 2020 [daring] Available at: https://kumparan.com/kumparanmom/mengenal-gentle-parenting-pola-asuh-yang-utamakan-rasa-empati-pada-anak-1uSrc6vmkK4/full
Sumber Gambar:
Anak Diberi Hukuman oleh Orang Tua [daring]. Available at: https://www.sehatq.com/artikel/menghukum-anak-ternyata-bisa-membawa-dampak-buruk
Anak Mendapatkan Hadiah [daring]. Available at: https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3646103/jangan-terlalu-sering-memberi-hadiah-kepada-anak-ini-alasannya
Anak-anak Bermain Gadget [daring]. Available at: https://edukasi.kompas.com/read/2021/05/13/084636071/10-cara-agar-anak-lupa-gadget?page=all
Want the Best for Your Child?
We are Here to help!
Get free consultation and discover a hybrid international-standard learning experience for your child. Fill out the form now!

